07 Januari, 2012


Salah satu mutiara yang kudapat dalam tugasku mendampingi para jamaah haji berusia lanjut (Makkah, 2010)


Seorang pasien jamaah calon haji wanita mengalami afasia motorik (gangguan wicara) akibat stroke. Ia dirawat di tempat kami bekerja. Wanita itu hanya bisa tergolek di ranjang, dan semua kebutuhannya harus dibantu. Sang suami – yang juga jamaah calon haji - menungguinya dari hari ke hari. Setelah beberapa hari, tampaknya daya tahan fisik dan emosional Bapak ini mulai menurun. Puncaknya, pada suatu malam tiba-tiba sang pasien berteriak tertahan, dan para perawat mendapati ia sedang dicekik oleh suaminya. Ketika kemudian ditanya alasan melakukannya, ia beristighfar dan jawab bahwa ia sudah lelah merawat istrinya dan ingin melaksanakan ibadah haji.

Di hari lain, seorang jamaah calon haji laki-laki yang terbaring di ranjang karena stroke ditampar dan dimaki-maki oleh istrinya. “Anj*ng! Jangan berpura-pura sakit! Kita ini di sini sudah bayar mahal, mau berhaji, kok aku malah harus ngurusi kamu di sini!”. Astaghfirullaahal adziim…

Aku belajar dari kedua kisah itu bahwa ihwal kesabaran harus terus-menerus dilatih oleh semua orang, sehingga ujian apapun akan menjadi hal yang indah bagi diri sendiri maupun orang lain.

Mudah-mudahan kita senantiasa ingat

bahwa musibah hanyalah salah satu bentuk pernyataan kasih Allah buat ummat-Nya.

Allah memuliakan hamba yang tetap berperilaku baik di saat mengalami ujian…

Tidak ada komentar: