01 Februari, 2009


Wow... Eyang kita makin banyak nih... =)


Dari gambar di sebelah ini, terlihat bahwa makin lama jumlah penduduk usia lanjut makin meningkat.

Kita bisa cemberut dan berpikir:
  • Huh..berarti makin berat nih beban generasi muda!
  • Bakalan makin banyak penyakit degeneratif yang muncul!
  • Susah ya..makin banyak orang cerewet nih..!
  • dll

Tapi kita juga bisa tersenyum riang dan berpikir:

  • Bagus, berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai umur panjang mulai menampakkan hasilnya, jadi kita bisa berharap bahwa umur kita juga akan sepanjang mereka!
  • Makin banyak orang yang punya banyak waktu untuk memberi kita pertimbangan dengan segudang pengalamannya!
  • (Untuk pasangan yang bekerja di luar rumah): Wah..bisa nitipin anak-anak ke eyangnya nih! =)
  • dll

Kami mengundang Anda untuk berkomentar tentang gambar tersebut...

(yun)

Berdamailah dengan tanda-tanda ini =)




Hari ini, kita mau pakai 'wajah' yang mana?

Mestinya, topeng-topeng di gambar ini tidak perlu diberi nama hari ya? Karena mood kita bisa berubah setiap hari..
Kalau gajian jatuh pada hari Senin, tentu kita akan 'pakai topeng' yang menunjukkan senyum lebar.

Kalau pada hari Jum'at sore tiba-tiba si boss bilang "Tidak ada yang boleh pulang sebelum pekerjaan selesai!", tentu yang kita pilih adalah wajah dengan mulut manyun dan dahi berkerut.Tapi sebetulnya, kalau kemampuan mengatur mood masih dalam batas kendali kita, kita tetap akan bisa tersenyum dan berkata "OK Boss, memang lebih baik saya pulang lebih malam, daripada terjebak macet di jalanan.."

Begitu pula cara orang menerima hadirnya uban di kepala atau kerut di sudut mata sebagai penanda datangnya usia senja. Ada yang menerimanya dengan marah, karena merasa kemudaannya terenggut terlalu cepat, namun ada yang memandang cermin dengan penuh rasa syukur karena telah dikaruniai cukup masa untuk mempelajari kehidupan.
Tentu tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar dalam hal ini, karena cara kita memandang segala sesuatu dipengaruhi oleh berbagai hal. Namun jangan pernah lupa, bahwa keriangan kita menghadapi segala sesuatu - termasuk datangnya helaian perak di kepala - akan membuatnya terasa lebih indah, baik bagi kita sendiri, maupun bagi orang-orang di sekitar kita.. (yun)

21 Januari, 2009

Tawa : "Internal Jogging"



Jangan segan untuk tertawa, karena tawa mengaktifkan berbagai sistem yang saling bekerjasama untuk membuat kita tetap sehat, bahkan di usia lanjut sekalipun.

Keriangan yang terasa ketika kita tertawa adalah alat yang hebat untuk menangkal efek fisik dari stres. Kala kita tertawa, tubuh menjadi rileks, dan endorfin (penghilang nyeri alami) akan dilepaskan ke peredaran darah di tubuh kita.

Para peneliti dari the University of Michigan menemukan bahwa tertawa selama 20 detik sama khasiatnya dalam menjaga kesehatan paru-paru dengan berolahraga selama 3 menit di mesin dayung, sehingga ada yang menyebutnya "Internal Jogging". Sedangkan Dr. Lee Berk dari California menemukan bahwa tawa akan dengan cepat menurunkan kortisol (hormon yang meningkat kadarnya pada keadaan stres) dan meningkatkan sel-sel kekebalan.

Jangan pernah merasa kehabisan bahan untuk ditertawakan. Karena rasa humor adalah cara yang matang untuk memandang dan mengatasi stres, maka sebetulnya sumber strespun dapat dijadikan bahan untuk ditertawakan.

Tawa adalah anugerah yang harus Anda bagikan ke sekitar. Tawa akan membuat kita merasa lebih baik, memandang segala hal dengan lebih jernih, membuat kita lebih kreatif, dan memperbaiki mood semua orang di sekeliling Anda, dan pada gilirannya, hal itu akan kembali kepada Anda juga.

Satu hal lagi, tawa tidak membebani kita dengan biaya mahal dan efek samping! Jadi, tunggu apa lagi? Di masa krisis ekonomi ini, tawa adalah cara termurah untuk menjaga diri kita dari segala akibat stres...

20 Januari, 2009

Empty nest syndrome: ketika semua anak burung itu sudah terbang menjauh dari sarang









Semua orang tua pasti pernah merasakan indahnya berbagi masa dengan anak-anak mereka. Celoteh riang, tingkah yang lucu, bahkan jeritan dan tangisanpun terasa bagaikan hiasan terindah bagi rumah keluarga. Tak terhitung saat-saat di mana rasa penat setelah bekerja seharian terbayar lunas oleh pelukan tangan-tangan mungil mereka. Tak terhitung pula rasa cemas yang menyeruak kala sang permata hati tiba-tiba demam, dan rasa syukur ketika mereka kembali dapat terlelap memeluk guling bututnya. Anak-anak terus tumbuh dengan berbagai kepandaian dan kebutuhan yang khas untuk tahapan usianya. Semua itu membuat orang tua merasa menjadi induk burung, yang selalu merindukan sarang penuh anak-anak mungil yang membutuhkannya. Indah sekali masa-masa itu….

Namun waktu tak pernah berhenti merangkak.. Anak-anak burung itu beranjak dewasa, belajar mengepakkan sayap, lalu sedikit demi sedikit terbang menjauh dari sarang untuk perjuangkan kehidupannya sendiri.

Sang induk kehilangan ciap dari paruh-paruh mungil yang merindukannya. Ketika ia pulang dengan makanan yang ditemukannya, hanya keheningan yang ia temui di sarang itu. Dingin dan sepi. Selanjutnya ia tak lagi merasa perlu pergi mencari makanan, lalu ia tak lagi merasa perlu terbang, dan pada akhirnya.. ia merasa tak lagi perlu mempertahankan hidupnya.
Apa yang dialami induk burung itu sama seperti yang dialami oleh para wanita usia lanjut. Ketika tuntas sudah tugas membesarkan anak-anaknya, dan tuntutan kehidupan membawa anak-anak itu menjauh dari pelukan, “Sindroma Sarang Kosong” (Empty nest syndrome) datang mengisi senja di kehidupan mereka. Kehilangan itu masih ditambah pula dengan tibanya masa menopause, yang oleh sebagian wanita diyakini sebagai akhir segalanya. Adalah reaksi yang normal apabila sesekali mereka duduk di kamar si kecil yang kini kosong, memandangi ‘harta benda’ berupa poster-poster di dinding, dan mengambil sehelai kaus lusuh dari lemari untuk sekedar mengobati kerinduan akan masa-masa di mana mereka begitu dibutuhkan. Namun bila semua itu sampai membuat mereka menangis tanpa henti, kehilangan minat untuk melakukan hobi, menarik diri dari pergaulan sosial, merasa bahwa hidup tak lagi berharga, dan sebagainya, maka ‘alarm’ tanda bahaya telah berbunyi. Sebelum jatuh lebih dalam, banyak yang dapat dilakukan, antara lain:
• Memandang situasi ini sebagai anugerah, bahwa anak-anak yang telah dibesarkan dengan baik itu sudah mulai mampu menjaga diri sendiri.
• Kembali memandang diri sebagai sosok unik, yang kebutuhan-kebutuhannya juga harus dipenuhi. (Pada umumnya, mereka tak dapat berhenti berpikir dan bertindak sebagai ibu yang hanya boleh memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya).
• Kembali melakukan hobi yang selama ini tak sempat lagi tersentuh, buka buku catatan telepon dan hubungi kembali kawan-kawan lama, pergi berburu novel-novel romantis yang tak pernah lagi terpikirkan, berendam lama-lama dengan minyak aromatic yang menenangkan, dan sebagainya. Get the thrill back!
Masih banyak lagi yang dapat dilakukan, namun bila semua itu tak mampu membendung kesedihan yang terus menggelayut, carilah bantuan, agar tak terjadi gangguan serius yang sulit ditangani. Jangan tunda lagi, karena hidup Anda begitu berharga.
Bagikan cerita ini kepada semua yang Anda kenal, bila Anda ingin lebih banyak induk burung yang dapat berdamai dengan sarang kosongnya..

02 Januari, 2009

REALITY ORIENTATION TRAINING
Pendekatan tentang penyebab disorentasi seseorang. Pendekatan ini terdiri dari praktek perawatan. Ini menstimulas kemampuan berpikir. Anda tidak dapat mencegah ingatan hilang tetapi dapat memperlambat efek itu
Ini adalah pendekatan positif dan jika ini bekerja pada lansia dia akan hidup lebih panjang kemampuan berpikir merawat dirinya
Ini akan memberi lansia kemungkinan untuk merasa lebih dan aman karena itu fokus pada kualitas diri. Yang lain menciptakan struktur,ini akan membuat lansia orang yang mempunyai lebih di situasinya.
Fungsi ROT adalah memberikan semangat.Ingatan lebih. Semangat dapat memberi suasana fisik: membangun dimana pasien hidup dan lingkungan sosial
Reminisance
Reminisance pendekatan dengan mempengaruhi prilaku pasien psikogeriatri ini adalah bagian dari proses alami yang mengingat kembali kehidupan yang telah lalu. Ini akan terjadi dengan setiap pasien karena mereka percaya kepada akhir kehidupan. Penuaan mengingat kembali ingatan dan mencoba menyelesaikan masalah yang terselesaikan dan tidak terselesaikan dan mencoba untuk menintegrasikan kedalam hidupnya proses itu bekerja sesuai dengan proses penuaan dari pasien geriatri
Untuk membantu pasien perawat harus memasukkan reminiscence ke dalam rencana perawatan pasien, pengalaman positif merupakan pusat dari pendekatan. Berbicara dengan pasien mengenai ingatanya di masa lampau dapat membantu dia untuk percaya kepada jati diri dan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah hidupnya, penyesuaian, dan tumbuh sebagai pribadi. Pendekatan ini bukan mengembangkan diskusi masalah dan pengalaman yang hilang
Reminisance dengan pendekatan 24 jam secara individu dan kelompok. Dengan pendekatan perawatan 2g jam memungkinkan perawat mendapat hubungn khusus dengan sejumlah pasien. Dasar prilaku harus menekankan sesuai, kenyataan, peduli dan kemampuan menyesuaikan dengan pasien

01 Januari, 2009

Proses Menua
Setiap manusia pasti merasakan proses menua, yang dtandai dengan degeneratif atau menurunnya fungsi fisiologis tubuh.Pada saat memasuki proses degeneratif asupan gizi, aktifitas perlu dsesuaikan dengan kemampuan tubuh
Asupan gizi yang perlu dihindari antara lain yang mengandung lemak jenuh lemak hewani, bahan makanan yang mengandung natrium antara lain garam,daging kambing dan penyedap rasa, selain itu pilihlah daging dan hindari kulit dan jeroan.
Aktifitas perlu di sesuaikan pada tahap ini yaitu menghindari aktifitas berlebih sesuaikan dengan kemampuan tubuh.