Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut. Itu akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang diderita, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada gigi, berkurangnya gigi, dan mual karena masalah depresi.
Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia lanjut. Itu timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang, sementara asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia lanjut berdampak pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler jantung-pembuluh darah, kencing manis (diabetes mellitus), darah tinggi (hipertensi), serta penurunan fungsi tubuh.
Asupan gizi yang cukup sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Untuk yang sakit, asupan gizi diperlukan untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit yang dideritanya.
Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut:
- Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut sehat di Indonesia berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 adalah: sekitar 1600 kalori untuk perempuan, dan 2050 kalori untuk pria.
- Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori, untuk menjaga agar berat badan tetap ideal.
- Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber karbohidrat adalah nasi, roti, mie, biskuit jagung, tepung terigu, kentang, pasta, ubi, singkong, dll.
- Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll.
- Dianjurkan untuk mengonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur, ikan, ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-20% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.
- Kebutuhan lemak dalam sehari tidak lebih dari 25% dari total kalori atau sekitar 50 gram sehari. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi seperti otak, kuning telur, jerohan, daging berlemak, babi, kambing, daging olah (sosis, corned), susu penuh (full cream), cream, keju, dan mentega.
- Dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, minyak kacang kedelai, alpukat, dll.
- Minum air putih 1500 – 2000 cc (6-8 gelas) sehari.
- Kurangi konsumsi garam, vetsin, dan makanan yang menggunakan pengawet.
- Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat sehari untuk usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian seperti kacang hijau.
- Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe, yoghurt, dll. Kalsium penting untuk kesehatan tulang
- Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun porsi kecil.
- Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari makanan yang terlalu gurih dan manis.
- Batasi minum kopi atau teh.
- Hindari rokok dan alkohol.
DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, KGer, MEpid, FKUI Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI / RSCM Jakarta, Ketua Pusat Informasi (PP) Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar