Cucu: “Sudah makan Nek?”Nenek: “Belum!”
Cucu: “Bu..Nenek belum makan?”
Ibu: “Loh, barusan kan sudah makan Nek? Piringnya baruuu aja diberesin..”
Nenek: “Belum!!! Orang sudah tua gini kok gak diurusi!!! Anak macam apa kau ini!!!”
Selanjutnya sang cucu bingung, sang nenek marah, dan sang ibu sedih….
Kejadian semacam ini terjadi berulang kali pada keluarga yang masih berkesempatan didampingi oleh nenek tersebut. Ibu yang berusaha melayani nenek dengan sepenuh hati lama-kelamaan jadi lelah secara fisik dan mental. Lelah fisik karena banyak sekali keinginan nenek yang harus dipenuhi sepanjang hari di samping pekerjaan rumah tangga yang tak boleh pula dilalaikan. Lelah mental karena merasa jerih payahnya tak dihargai, masih ditambah rasa malu yang harus ditanggungnya bila sang nenek mulai berteriak-teriak memaki-maki sehingga terdengar ke seluruh penjuru kampung.
Gangguan daya ingat jangka pendek adalah tanda yang khas pada penyandang kepikunan (demensia). Tak dapat mengingat lagi apa yang terjadi beberapa menit sebelumnya, membuat sang nenek marah-marah sepanjang hari. Gangguan irama tidur yang seperti kelelawar – tidur sedikit di siang hari, dan terjaga sepanjang malam –menambah rumit persoalan, dan membuatnya jatuh sakit karena kelelahan (exhausted).
Seluruh anggota keluarga yang mencintai nenek ini dan berusaha membuatnya senang selalu, akhirnya juga mengalami burnout, terkuras seluruh energi fisik dan mentalnya, sehingga akhirnya tak lagi dapat memberikan pendampingan yang ideal buat sang nenek…bagaimana bisa mendampingi seorang lanjut usia, kalau kita sendiri sudah tak mampu menahan marah mendengar makiannya yang nyaring setiap saat?...
Yang sangat perlu diketahui : daya ingat jangka panjang mengkristal pada penyandang kepikunan. Memori-memori yang berasal jauh dari masa kanak dan remaja tetap tersimpan dengan rapi dan nyaris tak tergerus oleh waktu. Itu sebabnya banyak penyandang kepikunan yang berperilaku seperti kanak-kanak, atau tetap mengenakan seragam kerja setiap pagi walaupun sudah pensiun beberapa tahun sebelumnya.
So…yuk nabung memori selagi masih mampu, biar di usia lanjut kelak kita tinggal memetik bunganya!
Senam otak, menghafalkan lirik lagu atau ayat-ayat kitab suci, olah raga yang menyenangkan, menjalin banyak relasi sosial, main puzzle, isi teka-teki silang, hafalkan ultah teman, hafalkan nomor rekening kita, main Sudoku...
… temukan berbagai cara yang asyik buat memenuhi pundi-pundi memori kita!